https://mail.ejournal.itn.ac.id/index.php/upscales/issue/feed Urban Planning, Spatial, Culture, Landscape, Environment and Social studies 2025-01-28T11:43:50+07:00 Dr. Agung Witjaksono, ST., MT agungw@lecturer.itn.ac.id Open Journal Systems <p>UPSCALES is an abbreviation of Urban Planning, Spatial, Culture, Landscape, Environment and Social studies.&nbsp;</p> https://mail.ejournal.itn.ac.id/index.php/upscales/article/view/10088 Pengembangan Objek Wisata Situs Megalitik Tutari, Distrik Waibu, Kabupaten Jayapura 2024-10-27T08:15:31+07:00 Nelce Etifera Assem jokocahyono2006@gmail.com Joko Purcahyono jokocahyono2006@gmail.com Musfira Musfira jokocahyono2006@gmail.com <p>Situs Megalitik Tutari merupakan peninggalan budaya prasejarah Suku Tutari, yang berada di ruas jalan Sentani-Genyem, Kampung Doyo Lama, Distrik Waibu, Kabupaten Jayapura, dan terletak di atas perbukitan yang terhampar luas di utara tepi Danau Sentani. Pengelolaan situs tersebut sebagai objek wisata belum optimal, yang terlihat dari masih rendahnya jumlah kunjungan ke sana. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi&nbsp; potensi Situs Megalitik Tutari sebagai objek wisata dan menyusun strategi pengembangannya, dengan menggunakan pendekatan kualitatif serta metode analisis deskriptif dan SWOT. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Situs Megalitik Tutari memiliki potensi yang besar sebagai objek wisata dan oleh karena itu perlu pengembangannya terutama pada faktor internal situs, yaitu peningkatan pada aspek kekuatan, seperti pengadaan fasilitas pendukung aktivitas wisata di sana, dan perbaikan pada aspek kelemahan, seperti membangun pagar-pagar pembatas pada situs</p> 2024-10-24T06:53:45+07:00 Copyright (c) 2024 Upscales Journal https://mail.ejournal.itn.ac.id/index.php/upscales/article/view/10035 Analisis Faktor-Faktor Prioritas Yang Berpengaruh Terhadap Penentuan Status Desa Mandiri Pada Desa Oro-Oro Ombo, Kecamatan Batu, Kota Batu 2025-01-28T11:43:50+07:00 Sintya Anggarwati Noria Sibuea sinthyasibuea2001@gmail.com Ardiyanto Maksimilianus Gai ardy_06pl@yahoo.co.id Titik Poerwati tpurwati@rocketmail.com Tjokorda Nirarta Samadhi cinsnoriasibuea@gmail.com <p>Pada tahun 2020, jumlah total desa di Indonesia mencapai 69.826 desa. Desa-desa ini memiliki berbagai status, dengan mayoritas sebagai desa berkembang (57,01%), diikuti oleh desa tertinggal (19,96%), desa maju (17,02%), desa sangat tertinggal (3,52%), dan desa mandiri (2,49%). Desa memiliki faktor internal yang terkait dengan ekosistem dan sumber daya di dalamnya, serta faktor eksternal yang berasal dari luar desa. Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi menggunakan Indeks Desa Membangun (IDM) untuk menilai status desa mandiri, dengan fokus pada ketahanan ekonomi, sosial, dan lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi pencapaian status desa mandiri dan menemukan faktor-faktor prioritas dalam pencapaian ini. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif asosiatif dan metode analisis SEM PLS. Data primer diperoleh melalui kuesioner, wawancara, dan observasi di Desa Oro-oro Ombo, Kecamatan Batu, Kota Batu, Provinsi Jawa Timur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi penentuan status Desa Mandiri di Desa Oro-oro Ombo meliputi faktor internal (0,494), faktor eksternal (0,271), ketersediaan sumber daya manusia berkualitas (0,120), potensi sumber daya alam desa (0,124), keterlibatan masyarakat dalam pembangunan desa (0,187), kemandirian ekonomi masyarakat (0,137), kebijakan pemerintah dalam pembangunan desa (0,095), kerjasama antar desa (0,085), dan peran sektor swasta (0,130).</p> 2024-10-24T06:55:45+07:00 Copyright (c) 2024 Upscales Journal https://mail.ejournal.itn.ac.id/index.php/upscales/article/view/10036 Analisis Faktor-Faktor Penyebab Masyarakat Bermukim Di Sempadan Rel Kereta Api Jl. Batang Hari - Jl. Karya Timur, Kecamatan Blimbing Kota Malang 2024-11-22T19:49:35+07:00 Theofilus Dionisius Sanga Fahik dionisiussanga@gmail.com Agung Witjaksono agung.witjaksono@yahoo.co.id Ardiyanto Maksimilianus Gai ardy_06pl@yahoo.co.id <p>Permukiman di sempadan rel kereta api di Kota Malang, khususnya di Kecamatan Blimbing, meliputi wilayah di Jl. Batang Hari dan Jl. Karya Timur. Permukiman ini mencakup tiga kelurahan: Bunulrejo, Purwantoro, dan Blimbing. Berdasarkan pengukuran, jarak antara Jl. Batang Hari dan Jl. Karya Timur adalah 2.059,99 m², dengan lebar jalur rel ke permukiman sekitar 12 m², sehingga luas keseluruhan area adalah 4.143,98 m².&nbsp;Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif, dengan data yang dikumpulkan melalui survei primer (kuesioner dan wawancara) dan survei sekunder dari dinas terkait. Analisis dalam penelitian ini melibatkan beberapa tahapan, yaitu analisis deskriptif kuantitatif, analisis overlay, dan analisis skoring (pembobotan).&nbsp;Dari hasil analisis, ditemukan bahwa faktor utama yang menyebabkan masyarakat bermukim di sempadan rel kereta api ini adalah faktor sosial ekonomi. Indikator yang paling berpengaruh termasuk tingkat pendidikan, jenis pekerjaan masyarakat, dan jarak antara tempat tinggal dan lokasi pekerjaan. Faktor-faktor ini berperan besar dalam keputusan masyarakat untuk menetap di kawasan yang berisiko, seperti di sekitar jalur rel kereta api.</p> 2024-10-24T06:56:39+07:00 Copyright (c) 2024 Upscales Journal https://mail.ejournal.itn.ac.id/index.php/upscales/article/view/10043 Arahan Ruang Publik Yang Aman Dari Tindak Kriminalitas Terhadap Anak Di Kabupaten Jember Sebagai Kabupaten Layak Anak 2024-11-22T19:50:18+07:00 Arya Agha Herlambang aryaagha733@gmail.com Agustina Nurul Hidayati karadyajoe@gmail.com Ardiyanto Maksimilianus Gai ardy_06pl@yahoo.co.id <p>su penataan kota untuk menciptakan keamanan menjadi prioritas di tingkat nasional maupun internasional. Salah satu target utama Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) adalah keamanan, yang berkaitan erat dengan kejahatan dan kriminalitas. Dalam konteks pembangunan perkotaan modern, partisipasi anak penting, terutama dalam perencanaan kota yang berkelanjutan. Kabupaten Jember, sebagai Kabupaten Layak Anak tingkat Nindya, berkomitmen untuk menciptakan lingkungan yang aman bagi anak-anak. Namun, tingkat kriminalitas yang melibatkan anak, baik sebagai korban maupun pelaku, masih tinggi, terutama di kawasan Tapal Kuda. Penelitian ini menggunakan analisis kernel density untuk memetakan lokasi publik rawan kejahatan terhadap anak, serta metode AHP untuk mengidentifikasi faktor fisik yang mempengaruhi keamanan anak. Pendekatan CPTED digunakan untuk memberikan arahan dalam meningkatkan keamanan ruang publik</p> 2024-10-24T06:57:32+07:00 Copyright (c) 2024 Upscales Journal https://mail.ejournal.itn.ac.id/index.php/upscales/article/view/10034 Faktor yang Mempengaruhi Penentuan Lokasi Kawasan Pabrik Gula Krebet Baru, Kabupaten Malang 2024-11-22T19:50:11+07:00 Hana Luh Ayu Kristiyanti hanaluh24@gmail.com Arief Setiyawan arf_setiyawan@yahoo.co.id Titik Poerwati tpurwati@rocketmail.com <p><em>Pabrik Gula Krebet menjadi salah satu pabrik gula yang bertahan sejak era Kolonial Hindia Belanda hingga saat ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor apa saja yang mempengaruhi penentuan lokasi Kawasan Pabrik Gula Krebet Baru. Analisis yang digunakan meliputi analisis deret waktu, analisis komparatif, dan analisis delphi. Hasil dari penelitian ini ditemukan bahwa terdapat lima faktor yang mempengaruhi penentuan lokasi Kawasan Pabrik Gula Krebet Baru yakni ketersediaan bahan baku dan potensi produksi, permintaan pasar, ketersediaan infrastruktur, kebijakan pemerintah, serta ketersediaan tenaga kerja. Tersedianya lahan perkebunan di Malang Selatan yang cocok untuk ditanami tebu mempengaruhi penentuan lokasi agar mudah mendapatkan bahan baku. Pada masa kolonial hingga saat ini, gula menjadi salah satu komoditas pasar dengan permintaan tinggi pada pasar lokal maupun ekspor sehingga dibuatlah kebijakan pemerintah mengenai produksi gula. Pabrik membutuhkan infrastruktur pendukung yang meliputi transportasi, listrik, dan pasokan air agar kegiatan produksi dapat berjalan dengan optimal.&nbsp; Perkampungan di Kecamatan Bululawang sudah ramai sejak sebelum adanya pabrik gula dengan penduduk yang mengolah lahan pertanian maupun perkebunan untuk konsumsi maupun berdagang. Sehingga akhirnya dipilihlah lokasi Kawasan Pabrik Gula yang ada hingga saat ini karena dapat memenuhi semua faktor yang dibutuhkan untuk mendukung Kawasan Pabrik Gula Krebet Baru.</em></p> 2024-10-24T06:58:22+07:00 Copyright (c) 2024 Upscales Journal